Jumat, 16 November 2012

materi fisika kelas x

RANGKUMAN MATERI FISIKA KELAS X
PENGUKURAN
Dimensi
No
Besaran Pokok
Lambang
Dimensi
1
Panjang
L
2
Massa
m
M
3
Waktu
t
T
4
Suhu
T
Ѳ
5
Kuat Arus
i
I
6
Jumlah Zat
n
N
7
Intensitas Cahaya
cd
J
· Manfaat dari Dimensi:
-Dapat digunakan untuk melihat benar atau salahnya sebuah persamaan
-Dapat digunakan untuk membuat persamaan baru
Angka Penting, syarat:
1. Nilai bukan 0 (nol) baik itu di depan koma ataupun di belakang, merupakan angka penting, contoh: 12,35 AP= 4
2. Nilai baik 0 (nol) atau tidak untuk di depan atau di belakang koma merupakan angka penting, contoh: 20,5 AP= 3; 21,05 AP= 4
3. Nilai 0 (nol) di awal dan setelah koma bukan merupakan angka penting, melainkan nilai sesudah 0 (nol) itu, contoh: 0,0706 AP= 3
4. Angka penting dari hasil perkalian dua bilangan dilihat dari salah satu bilangan yang angkanya sedikit, contoh 12,35 x 5,32 = 65,702 AP= 3
II. VEKTOR, lurus atau berlawanan arah namun segaris
· Menjumlahkan Vektor
- Poligon: a. gambarlah vektor atau garis pertama
b. gambarlah vektor kedua dengan pangkal berhimpit pada ujung vektor pertama
c. tarik garis dari pangkal vektor pertama menuju ujung vektor kedua
- Jajaran Genjang: ~langkah a dan b sama seperti di atas
c. tarik garis di antara pangkal vektor pertama dan kedua sehingga membentuk jajaran genjang
· Resultan Vektor, |R| = |a + b|
|A + B| = |A - B| =
Tabel Trigonometri Sudut Sempurna

0O
30O
45O
60O
90O
Sinus
0
½
½ √2
½ √3
1
Cosinus
1
½ √3
½ √2
½ √3
0
Tangen
0
⅓ √3
1
√3
~
· Vektor Komponen = ; Sinus (Sin Ѳ): Fy = F. sin Ѳ
Cosinus (Cos Ѳ): Fx = F. cos Ѳ

X
Y
F1
F1 x
F1 y
F2
F2 x
F2 y
F3
F3 x
F3 y
∑F
∑Fx
∑Fy
Resultan : R=
Arah Resultan : Tan Ѳ =
III. GERAK LURUS
Besaran:
· Posisi atau Kedudukan adalah letak benda terhadap suatu acuan tertentu (m)
-Jarak: x1 + x2
-Perpindahan: x2 – x1 = ∆x
· Kecepatan, perpindahan per satuan waktu : (m/s)
· Kelajuan, jarak total per satuan waktu : (m/s)
· Percepatan, perubahan kecepatan per satuan waktu : a = (m/s2)
· Waktu (s)
Arah Horizontal à
- Gerak Lurus Beraturan (GLB), gerak benda pada lintasan lurus dengan kecepatan tetap atau konstan; x = v . t
- Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB), gerak benda pada lintasan lurus dengan percepatan (a) tetap (horizontal)
v = v0 + a . t
v2 = v02 + 2a . ∆x
∆x = v0 . t + ½ a . t
Arah Vertikal à
o Gerak Vertikal ke atas
v = v0 - g . t ( - *minus*, karena melawan arus gravitasi)
v2 = v02 – 2 . g . h
h = - ½ . g . t2
o Gerak Vertikal ke Bawah
v = g . t
v2 = v02 + 2 . g . h
h = h0 + ½ . g . t2
IV. GERAK MELINGKAR, gerak benda yang dilakukan pada bentuk melingkar (lingkaran)
§ Sudut/Posisi/Jamak
Ѳ = 360O = 1 putaran = 2π radian/rad
§ Kecepatan Sudut (omega) Rad/secon
ω = ω =
§ Percepatan Sudut (alpha) Rad/secon2
α =
- Gerak Melingkar Beraturan (α = 0 ; ω = konstan)
Ѳ = Ѳ0 + ω . t
- Gerak Melingkar Berubah Beraturan (α = konstan)
ω = ω0 + α . t
ω2 = ω02 + 2 . α . Ѳ
Ѳ = Ѳ0 + ω0 . t + ½ . α . t2
§ Percepatan Sentripetal
αsp = v2 / R = ω2 . R2 / R = ω2 . R
§ Gaya Sentripetal
Fsp = m . αsp
m . ω2 . R
§ Hubungan Antar Roda (hubungan jari-jarinya)
- Seporos (arah putaran sama), ωA = ωB
- Roda Bersinggungan, vA = vB
- Dihubungkan dengan Tali, vA = vB
V. HUKUM NEWTON
Hukum Newton I : “Resultan gaya pada benda diam atau ber-GLB adalah sama dengan 0 (nol)”
∑F = 0
W – N = 0
W = N
Hukum Newton II : ∑F = m . a
*massa selalu tetap, kecuali adanya dua benda berbeda massa
Gaya = 1. Berat, W = m . g
2. Normal, N = m . g
3. Pada Bidang Miring, (aturan sinus dan cosinus berkebalikan dari bidang datar, sumbu terhadap benda)
-berat à WX = m . g sin Ѳ -normal à ∑FY = 0
WY= m . g cos Ѳ WY – N = 0
WY = N = W. cos Ѳ
4.Tegang Tali (Hukum Newton I)
∑F = 0
W –T = 0
W = T
5.Gesek,
-Statis (μs = koefisien gesek statis), FS = μs . N
-Kinetik (μK = koefisien gesek kinetik), FS = μK . N
VI. SUHU DAN PEMUAIAN
v Suhu adalah derajat panas atau dinginnya suatu benda (diukur termometer)
v Celsius/C (Tf = 0O ; Tb = 100O)
Reamur/R (Tf = 0O ; Tb = 80O)
Fahrenheit/F (Tf = 32O ; Tb = 212O)
Kelvin/K (Tf = 273O ; Tb = 373O)
v Perbandingan skala (selisih titik didih terhadap titik beku)
C : R : F : K = 100 : 80 : 180 : 100 = 5 : 4 : 9 : 5
v Kalibrasi Termometer
- C = R à = - C = F à = - C = K à =
- - C – O (lain) àcarilah skala thermometer lain itu terlebih dahulu, lalu proses perbandingan sama seperti di atas
v Pemuaian
- Muai panjang atau 1 dimensi (koefisien 1)
∆L = L0 . α . ∆T *L0 = Panjang awal (m) ∆T = Selisih suhu (Ta – T0) OC
L = L0 + ∆L L = Panjang akhir α = koefisien muai panjang
∆L = Pertambahan panjang
- Muai luas atau 2 dimensi (koefisien 2)
∆A = A0 . β . ∆T *A0 = luas awal (m2) β = koefisien muai luas (2 . α)
A = A0 + ∆A A = luas akhir
∆A = pertambahan luas
- Muai volum atau 3 dimensi (koefisien 3)
∆Vwadah/isi = V0 . γwadah/isi . ∆T *V0 = volum awal γ = koefisien muai
Vwadah/isi = V0 + ∆T V = volum akhir volum (3 . α)
∆V = pertambahan volum
~ Visi > Vwadah~ maka akan ada volum isi yang berlebih (Visi – Vwadah)
VII. KALOR
Ø Besaran Kalor: -besar kalor “Q” (J/kal)
-massa “m” (kg)
-kalor jenis “c” (J/kg OC)
-perubahan suhu ∆T (OC atau OK)
-kalor lebur “Lf”
-kalor uap “Lu”
Ø Persamaan Umum Kalori: Q = m . c . ∆T
1 kalori = 4.2 Joule
Ø Kapasitas Kalori: C = m . c =
Ø Saat berubah wujud tidak ada perubahan suhu
Ø Asas Black: Qlepas = Qterima
Ø Perpindahan Kalor
- Konduksi = benda panas bergetar kemudian memindahkan panas ke partikel lain, sehingga terjadi kesetimbangan
*P = daya (J) A = luas penampang (m2)
k = koefisien konduksi d = jarak (m)
- Konveksi = adanya perpindahan molekul
*h = koefisien konveksi
- Radiasi = pancaran gelombang berpartikel (elektromagnetik)
1. cahaya tampak (merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu)
2. α à A = 1 ; Z = 2 // β à A = 0 ; Z = 1 // γ à tidak ada muatan, ada daya tembus
frekuensi tinggi, gelombang (ℓ) rendah
T4
*е = emisivitas (hitam: 1 ; putih: 0)
σ = tetapan Stefan-Boltzman (5.67 x 10-8) W/m2 K4
T = suhu mutlak (OK)
VIII. LISTRIK DINAMIS
ü Arus listrik adalah aliran muatan listrik dari potensial tinggi ke potensial rendah
ü Kuat arus listrik è I =
*I = arus listrik (A)
Q = muatan (C) 1.6 x 10-19
T = waktu (s)
ü Penghantar arus listrik
- Konduktor adalah bahan yang dapat menghantarkan arus dengan baik (logam, kristal)
- Isolator adalah bahan yang tidak dapat menghantar dengan baik (plastik, kayu, karet)
- Semi-konduktor adalah bahan yang dapat berfungsi sebagai keduanya di atas (silika)
ü Hukum Ohm (Ω) V = I . R *V = tegangan (volt)
I = arus (ampere)
R = hambatan (ohm)
ü Hambatan, pada kawat penghantar arus listrik dipengaruhi oleh:
1. Hambat Jenis (ρ)
2. Panjang Kawat (L)
3. Luas Penampang (A)
ü Hambatan karena pengaruh: AR = R0 . α . ∆T
~berpengaruh pada L dan A~
ü Hukum Kirchoff I
“Jumlah arus (I1) yang masuk pada suatu titik percabangan sama dengan jumlah arus (I2) yang keluar dari titik percabangan”
∑Imasuk = ∑Ikeluar
ü Susunan Hambatan
- Seri, Rtotal = R1 + R2 + R3 ~V1 = Itotal . R1~
Itotal = I1 + I2 + I3
Vtotal = V1 + V2 + V3
- Paralel Rtotal = ~I1 = ~
Itotal dan Vtotal sama dengan proses di susunan seri
- Campuran, kedua cara susunan di atas divariasikan penggunaannya
ü Hukum Kirchoff II
“Jumlah tegangan dan jumlah arus dikali hambatan sama dengan 0 (nol)”
~ ∑E + ∑I . R = 0 ~
Loop à
1. I1 = I2 + I3 (sama prinsip dengan hokum Kirchoff I)
2. ∑E , saat arah putaran loop bertemu bagian positif tegangan, maka nilai V = (+), berlaku sebaliknya
3. ∑I . R , saat arah putaran loop searah dengan putaran arus, maka nilai I = (+), berlaku sebaliknya
4. Dalam proses penghtiungan berlaku sistem subtitusi dan eliminasi sesuai kondisi
5. Jika diketahui ditanya usaha (W) = P . t = V . I . t *dalam sekon*
IX. PEMANTULAN
* Hukum Pemantulan
1. Sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak dalam satu bidang datar
2. Sudut datang sama dengan sudut pantul, i = r
* Pemantulan ada 2 jenis, yaitu:
1. Pemantulan teratur (bidang halus)\
2. Pemantulan difus atau baur (bidang kasar, air di permukaan laut)
* Pemantulan di Cermin Datar
a. Sifat bayangannya = maya, tegak, berlawanan arah, diperbesar, nyata
b. Jarak bayangannya (s1) = jarak benda (s2)
c. Tinggi bayangannya (h1) = tinggi benda (h2)
* Cermin Ganda, jumlah bayangannya:
* Cermin, menurut lengkung terbagi 2, yaitu:
1. Cermin Cekung (Konvergen) = mengumpulkan cahaya
a. Tiga sinar istimewa:
> Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melewati titik focus
> Sinar datang melewati focus dipantulkan sejajar sumbu utama
> Sinar datang melalui pusat kelengkungan (2F) dipantulkan kembali pada pusat 2F tersebut (R)
b. Hukum Misbah à L Benda + L Bayangan = 5
c. Persamaan Cermin
> Fokus atau Jarak Benda atau Jarak Bayangan (F = +)
> Perbesaran Bayangan
*S = jarak benda h = tinggi benda
S’ = jarak bayangan h’ = tinggi bayangan (semua dalam cm)
2. Cermin Cembung (Divergen) = membiaskan cahaya
> Rumus sama dengan cermin cekung
> Titik fokus (-)
> Sinar istimewa berbeda
> Sifat bayangan: maya, tegak, diperkecil
* Pembiasan Cahaya
> (Sneillus) r <>2 > n1
> Besar sudut bias: ~ n1 . sin i = n2 . sin r ~
> Sudut kritis adalah sudut datang yang menghasilkan sudut bias sebesar 90O
sin IK = n2 / n1
> Aplikasi à lensa cembung = F (+)
lensa cekung = F (-)
lensa datar = F (~) *kebalikan dari pemantulan*
> Persamaan pembuat lensa ~ ~
*r = sudut bias n1 = indeks bias bahan R = jari-jari lensa
i = sudut datang n2 = indeks bias medium
* Alat Optik
1. Mata, bagian utama: kornea, pupil, retina, lensa, iris, dll
> Mata normal = bayangannya tepat retina (Sn = 25 – 30 cm)
> Cacat mata
a. Miopi atau Rabun Jauh
*S = tak terhingga
S’ = jarak terterntu (-)
Kuat Lensa :
atau
b. Hipermetropi atau Rabun Dekat (S = 25 cm)
2. Lup, kaca pembesar dengan fokus okuler
> Perbesarannya
a. Normal à M =
b. Berakomodasi à M =
3. Mikroskop, untuk melihat benda renik.
> Berlensa okuler (dekat mata)
> Berlensa objektif (dekat benda) M =
> Perbesaran total = Mob + Mok = Mtot
> Panjang mikroskop à d normal = S’ob + Fok
d = S’ob + Sok

0 komentar:

Posting Komentar

 
fisika suryani. Template Design By: SkinCorner